Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apa Itu Novelty, Mengapa Penting dan Bagaimana Menemukannya?

Mungkin belum banyak mengetahui apa itu novelty. Dalam penulisan karya ilmiah, sebuah pembaruan merupakan bagian penting bahkan menjadi unsur utama yang harus dipertimbangkan dalam menulis skripsi/tesis atau penelitian. Secara umum, pengertian dari novelty merupakan unsur kebaruan atau temuan dari sebuah penelitian. Penelitian dikatakan baik jika menemukan unsur temuan baru sehingga memiliki kontribusi baik bagi keilmuan maupun bagi kehidupan.

Dalam sebuah karya tulis ilmiah, novelty merupakah unsur utama yang harus dipertimbangkan oleh mahasiswa atau peneliti dalam menulis skripsi/tesis atau laporan penelitian. Novelty adalah unsur kebaruan atau temuan dari sebuah penelitian. Penelitian dikatakan baik jika menemukan unsur temuan baru sehingga memiliki kontribusi baik bagi keilmuan maupun bagi kehidupan.

Secara ilmiah, mencari pengetahuan baru dilakukan melalui kegiatan riset. Riset yang benar dengan prosedur yang sesuai kaidah-kaidah ilmiah dapat menghasilkan informasi yang bermanfaat. Hal penting dari sebuah ide riset adalah menemukan kebaruan atau novelty.

Terkadang sebuah penelitian hanya merupakan pengulangan dari penelitian sebelumnya. Penelitian  semacam ini kurang menarik dan dangkal. Penelitian tersebut kurang memberikan metode pemecahan masalah yang baru. Akhirnya penelitian tersebut sulit diterapkan dan menjadi penghias perpustakaan. Pada hal seharusnya hasil penelitian ini harus memberikan solusi yang tepat terhadap permasalahan yang di hadapi.


Apa itu Novelty?

Novelty pada dasarnya merupakan unsur originalitas. Suatu temuan yang bersifat baru. Artinya menemukan apa yang belum di temukan orang lain. Menemukan celah pengetahuan baru, masalah baru dan metode baru dari sekian banyak riset yang telah dilakukan.

Novelty di temukan ketika kita mencoba menjelajahi fenomena dari permasalahan penelitian. Dapat saja sebuah penelitian di katakan memiliki novelty walaupun mempunyai variabel penelitian yang sama tetapi dengan lingkungan yang berbeda. Ketika penelitian tersebut di lakukan pada kondisi yang berbeda dan memberikan informasi dari kondisi tersebut, dapat saja menawarkan unsur-unsur kebaruannya.

Seseorang perlu menemukan novelty selain untuk mencegah terulangnya hasil yang sama juga mencegah adanya plagiarisme. Menggali lebih jauh tentang fenomena yang sama juga bisa menemukan celah pengetahuan baru.


Mengapa Novelty Penting?

Setiap penelitian bertujuan untuk menemukan informasi  atas sebuah fenomena. Penelitian juga bertujuan untuk menawarkan temuan metode dalam hal menyelesaikan masalah dalam fenomena itu. Maka tidak dapat ditawar bahwa menemukan unsur kebaruan harus menjadi prioritas utama dalam sebuah kegiatan penelitian.

Novelty penting karena tujuan sebuah penelitian adalah memberikan suatu pemecahan masalah yang baik. Sebuah permasalahan penelitian yang hanya berulang dari satu generasi ke generasi yang lain atau dari satu periode ke periode yang lain sebenarnya minim manfaat.

Apa yang bisa kita peroleh dari sebuah penelitian yang pernah di teliti orang lain. Apalagi jika penelitian itu mengambil kasus-kasus yang sama atau fokusnya sama persis dengan penelitian yang lalu. Akhirnya penelitian semacam ini akan berakhir di lemari perpustakaan dan kurang dimanfaatkan orang lain.

Bagaimana Menemukan Novelty?

Menemukan sebuah novelty memang bukanlah sesuatu yang mudah. Ibaratnya seperti mencari sebuah batu kecil di tengah ratusan bahkan ribuan batu. Namun ada pola dan metode yang bisa digunakan untuk menemukan sifat kebaruan dari penelitian ini.

Dalam upaya menemukan novelty kita perlu menemukan apa yang disebut research gap. Artinya perlu di ketahui apakah ada suatu celah riset yang menunjukkan suatu pertentangan pada hasil-hasil riset yang dilakukan sebelumnya.


Membangun Novelty Dengan Kreativitas

Sebuah tulisan karya ilmiah akan ada novelty jika Anda menulis dengan kreativitas. Ya, kreativitas adalah dasar dari prinsip novelty alias pembaruan.  Dalam proses menjadi, kreativitas mutlak ada. jika tidak ada kreativitas, maka tidak ada proses. Kreativitas bukanlah entitas aktual.

Kreativitas adalah daya yang niscaya ada dalam proses karena adanya entitas aktual yang baru. Oleh karena itu kreativitas dalam filsafat proses tidak memiliki karakter yang terlepas dari entitas aktual yang memberikan wujud pada daya ciptanya.


Dalam proses kreativitas untuk mendapatkan sebuah novelty atau pembaruan, ahli psikolog Danny and Davis mengemukakan sejumlah aspek yang berbeda termasuk dalam kriteria kreativitas, yaitu :

  • Sensitivity to problems, artinya kreativitas dilihat dari kepekaan terhadap masalah yang muncul.
  • Originality, artinya pemecahan masalah dengan cara baru, bukan meniru pemecahan masalah yang lain.
  • Ingenuity, artinya adanya kecerdikan dalam pemecahan masalah.
  • Breadth, artinya ketepatan dalam pemecahan masalah.
  • Recognity by peers, artinya ada pengakuan dari kelompok tentang penemuannya.

Salah satu hal yang penting dalam kreativitas adalah kemampuan berpikir yang menyebar (divergent thinking) sebagai lawan dari berpikir yang menyatu (convergent thinking). Dalam struktur intelek kedua hal itu memainkan peranan yang sangat penting.

Dalam convergent thinking ada jawaban yang benar dan tepat, sedang pada divergent thinking dirincikan dengan menghasilkan berbagai bermacam-macam alternatif pemecahan yang luas, yang masing-masing merupakan kemungkinan yang masuk akal. Dalam merumuskan sebuah novelty untuk sebuah tulisan ilmiah, Dr. Nuryakin memberikan tahapan berikut ini: