Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Metode dan Langkah-langkah Penelitian


Metode penelitian atau metode ilmiah adalah prosedur atau lagkah- langkah dalam mendapatkan pengetahuan ilmiah atau ilmu. Jadi metode penelitian adalah cara sistematis untuk menyususn ilmu pengetahuan. Sedangkan teknik penelitian adalah cara untuk melaksanakan metode penelitian. Metode penelitian biasanya mengacu pada bentuk-bentuk penelitian.

Dalam melakukan sebuah penelitian atau sebuah kajian ilmiah, kita akan mengenal 3 metode penelitian yang sering dipakai oleh para peneliti. Motode tersebut diantaranya sebagai berikut :

1. Metode Penelitian Kualitatif
2. Metode Penelitian Kuantitatif
3. Metode Penelitian Campuran / Mix Methode

Untuk penjelasan masing-masing metode silahkan klik link di bawah ini

Metode Penelitian (Kualitatif, Kuantitatif dan Mix Methode)

Semua metode penelitian tersebut pada dasarnya memiliki tujuan yang sama, yakni sama-sama digunakan untuk mengumpulkan data, Mengolah data sehingga dapat menemukan hasil yang diharapkan bisa menjadi solusi dari sebuah masalah yang kita temukan. Selain itu dengan metode-metode tersebut, peneliti juga dapat mempertanggung jawabkan data dan hasil yang akan disajikan

Mengacu    pada    bentuk    penelitian,    tujuan,    sifat    masalah    dan pendekatannya ada empat macam metode penelitian :

(1)    Metode Eksperimen(Mengujicobakan), adalah penelitian untuk menguji apakah variabel-variabel eksperimen efektif atau tidak. Untuk menguji efektif tidaknya harus digunakan variabel kontrol. Penelitian eksperimen adalah untuk menguji hipotesis yang dirumuskan secara ketat. Penelitian eksperimen biasanya dilakukan untuk bidang yang berssifat eksak. Sedangkan untuk bidang sosaial bisanya digunakan metode survey eksplanatory, metode deskriptif, dan historis.

(2)    Metode Verifikasi (Pengujiaan)
, yaitu untuk menguji seberapa jauh tujuan yang sudaah digariskan itu tercapai atau sesuaai atau cocok ddengan harapan atau teori yang sudah baku. Tujuan daari penelitian verifikasi adalah untuk menguji teori-teori yang sudah ada guna menyususn teori baru dan menciptakan pengetahuan-pengetahuan baru. Lebih mutaakhirnya, metode verifikasi berkembang menjadi grounded research, yaitu metode yang menyajikan suatu pendekatan baru, dengan data sebagai sumber teori (teori berdasarkan data).

(3)    Metode Deskriptif (mendeskripsikan), yaitu metode yang digunakan untuk mencari unsur-unsur, ciri-ciri, sifat-sifat suatu fenomena. Metode ini dimulai dengan mengumpulkan data, mengaanalisis data dan menginterprestasikannya. Metode deskriptif dalam pelaksanaannya dilakukan melalui: teknik survey, studi kasus (bedakan dengan suatu kasus), studi komparatif, studi tentang waktu dan gerak, analisis tingkah laku, dan analisis dokumenter.

(4)    Metode Historis (merekonstruksi), yaitu suatu metode penelitian yang meneliti sesuatu yang terjadi di masa lampau. Dalam penerapannya, metode ini dapat dilakkan dengan suatu bentuk studi yang bersifat komparatif-historis, yuridis, dan bibliografik. Penelitian historis bertujuan untuk menemukan generaalisasi dan membuat rekontruksi masa lampau, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi serta mensintesiskan bukti-bukti untuk enegakkan fakta-fakta dan bukti-bukti guna memperoleh kesimpulan yang kuat.

Langkah-langkah (Proses Penelitian)

Mengidentikasi, Memilih dan merumuskan Masalah

Mengidentifikasi Masalah
  1. Mengidentifikasi masalah adalah mencari masalah yang paling relevan dan menarik untuk diteliti.
  2. Masalah dapat dicari melalui “Pancaindera ”, yaitu pengamatan, pendengaran, penglihatan, perasaan, dan penciuman.
  3. Permasalahan ada kalau ada kesenjangan (gap) antara das sollen dan das sein , yaitu ada perbedaan antara apa yang seharusnya dengan apa yang ada dalam kenyataan, antara apa yang diperlukan dengan apa yang tersedia, antara harapan dan kenyataan. Masalah berkaitan dengan suatu kondisi yang mengancam, mengganggu, menghambat, menyulitkan, yang menunjukkan adanya kesenjangan antara harapan dan  kenyataan. “A problem as any situation where a gap exist between the actual and the desire d ideal state (Sekaran, 1992).
Sumber Masalah
Masalah dapat diperoleh dari sumber-sumber sebagai berikut:
  1. Bacaan, terutama bacaan yang berisi laporan penelitian
  2. Seminar, diskusi dan lain-lain pertemuan ilmiah
  3. Pernyataan pemegang otoritas
  4. Pengamatan sepintas
  5. Pengalaman pribadi
  6. Perasaan intuitif.
Memilih Masalah/Pembatasan
Dalam mengidentifikasi masalah biasanya dijumpai lebih dari satu masalah, dan tidak semua masalah dapat/layak diteliti. Oleh sebab itu perlu diadakan pemilihan/pembatasan masalah.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih masalah:
  1. Masalaha tersebut layak atau tidaknya untuk diteliti, tergantung pada : (a) Ada/tidaknya sumbangan terhadap teori dan ada/tidaknya teori yang relevan dengan itu , (b) Ada/tidaknya kegunaan untuk pemecahan masalah-masalah praktis.
  2. Managebility,yaitu Cukup dana, cukup waktu, cukup alat, cukup bekal kemampuan teoritis, dan cukup penguasaan metode yang diperlukan.
Merumuskan Masalah
Setelah masalah diidentifkasi dan dipilih/dibatasi, selanjutnya masalah tersebut hendaknya:
  1. Dirumuskan dalam kalimat tanya (?) yang padat dan jelas.
  2. Memberikan petunjuk tentang kemungkinan pengumpulan data guna menjawab pertanyaan dalam rumusan tersebut
Contoh
*    Apakah diversifikasi usaha lebih lebih berhasil daripada intensifikasi usaha?
*    Bagaimana hubungan tingkat pendidikan dengan produktivitas kerja karyawan?


Penyususnan Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran adalah konstruksi berfikir yang bersifat logis dengan argumentasi yang konsisten dengan pengetahuan sebelumnya yang telah berhasil disusun. Menurut Rusidi (1993), kerangka berfikir berarti menduduk-perkarakan masalah dalam kerangka teoritis (theoritical framework) atau disebut juga proses deduktif.
Untuk menyusun kerangka pemikiran, perhatikanlah hal-hal berkut ini:
  • Cari teori-teori, konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi yang relevan untuk dijadikan landasan teoritis dalam penelitian. Teori- teori dan konsep-konsep tersebut berasal dari acuan umum yaitu dari kepustakaan seperti buku teks, ensiklopedia, monografh dan sejeneisnya. Sedangkan generalisasi dapat ditarik dari laporan hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan masalah yang diteliti. Kriteria sumber bacaan adalah prinsip kemutakhiran (recency) dan relevansi. Menurut Rusidi (1993), tahap penguraian teori yang menjadi titik tolak berfikir untuk menjawab masalah kepada konsep-konsep yang mengabstraksikan fenomena, disebut tahap conceptioning.
  • Dari teori-teori, konsep-konsep dan generalisasi tersebut, lakukan perincian analisis melalui penalaran deduktif. Sedangkan dari hasil-hasil penelitian yang terdahulu dilakukan pemaduan (sistesis) dan generalisasi melalui penalaran induktif. Proses deduksi dan induksi itu dilakukan secara iteratif, sehingga dihasilkan jawaban yang paling mungkin terhadap masalah. Jawaban inilah yang dijadikan hipotesis penelitian.

Perumusan Hipotesis

  • Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang jawabannya harus diuji.
  • Hipotesis    dirangkum    atau    diturunkan    dari    kerangka pemikiran/kesimpulan teoritis
Ada tiga jenis hipotesis:
  1. Hipotesis    Deskriptif,    yaitu    hipotesis    yang    menunjukan pemaknaan suatu konsep dari sautu teori.
  2. HipotesisKomparatif
  3. Hipotesis Asosiatif

Menguji Hipotesis Secara Empirik

  1. Menguji dengan alat statistik inverensial dan statistik deskriftif, untuk membuktikan apakah teori-teori tersebut teruji secara meyakinkan (significant) atau tidak berdasarkan hasil uji fakta-fakta secara empirik (Penelitian Kuantitatif).
  2. Menguji dengan tanpa statistis untuk mencari pemaknaan (Penelitian Kualitatif).